Jokowi Menghimbau Kepada Masyarakat untuk Mewaspadai Penyakit Pneumonia Misterius Argentina
MEDIA BERITA - Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pemerintah dan warga Indonesia tetap mewaspadai munculnya penyakit pneumonia misterius yang baru-baru ini ditemukan di Argentina dan dikaitkan dengan bakteri Legionella.
Tjandra mengatakan temuan penyakit yang samar penyebabnya patut mengingatkan pada temuan virus penyebab Covid-19 yang dimulai dengan radang paru-paru misterius di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019.
"Kita tentu tetap harus waspada dengan adanya outbreak berbagai penyakit menular ini," kata Tjandra kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/9).
Tjandra menyoroti sejumlah hal terkait penyakit pneumonia misterius di Argentina ini.
Pertama, ia menegaskan bahwa Legionella pneumophila merupakan bakteri dan bukan virus. Kedua, Tjandra mewanti-wanti cara penularan utama penyakit ini adalah melalui inhalasi aerosol yang terkontaminasi bakteri.
"Penularan juga dapat terjadi melalui aspirasi air atau es yang terkontaminasi, khususnya pada pasien rentan atau pasien dengan risiko tinggi di rumah sakit, yang tentu perlu analisa kenapa petugas kesehatan yang relatif baik kesehatannya juga tertular," kata dia.
Ketiga, Tjandra mengungkapkan pengobatan penyakit ini adalah dengan antibiotik. Dengan demikian, ia meminta empat kasus kematian di Argentina perlu dianalisis lebih lanjut lantaran penyakit ini menurutnya dapat tertangani jika pasien mendapatkan penanganan yang cukup.
Sudah Pernah Ada di Indonesia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut penyakit pneumonia misterius yang baru-baru ini ditemukan di Argentina dan dikaitkan dengan bakteri Legionella sudah pernah teridentifikasi di Indonesia pada 26 tahun silam.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menambahkan penyakit itu ditemukan di sejumlah kota Indonesia. Penyakit dengan bakteri Legionella menurutnya pertama kali ditemukan di Philadelpia, Amerika Serikat pada 1976, dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang.
"Indonesia sudah pernah ada kasusnya, pertama di Bali tahun 1996 dan di Karawaci Tangerang 1999, dan kota lainnya," kata Maxi.
Kemenkes, kata dia, juga telah mengeluarkan Kepmenkes RI Nomor 1538/Menkes/SK/XI/2003 tentang Standar Pengelolaan Spesimen Legionella. Dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2001 pada air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di DKI Jakarta dan Denpasar, Bali.
Ditemukan hampir 20 persen dari petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut pernah terekspos bakteri Legionella berdasarkan hasil pemeriksaan darah di laboratorium.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya juga menyebut penyakit pneumonia misterius yang ditemukan di Argentina ini sudah pernah teridentifikasi di Indonesia pada 1996 di Bali dan 1999 di Karawaci, Tangerang.
Kemenkes telah mengeluarkan Kepmenkes RI Nomor 1538/Menkes/SK/XI/2003 tentang Standar Pengelolaan Spesimen Legionella. Dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2001 pada air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di DKI Jakarta dan Denpasar, Bali.
Ditemukan hampir 20 persen dari petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut pernah terekspos bakteri Legionella berdasarkan hasil pemeriksaan darah di laboratorium.
0 Response to "Jokowi Menghimbau Kepada Masyarakat untuk Mewaspadai Penyakit Pneumonia Misterius Argentina"
Posting Komentar