Waspadalah! Jokowi Mengingatkan Masyarakat akan Kenaikan Harga BBM
Jokowi meminta, semua pihak termasuk masyarakat untuk tidak puas karena pemerintah berhasil menahan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia. Pasalnya pada beberapa negara harga BBM sudah melambung tinggi.
Jokowi pun mengungkapkan, bahwa saat ini pemerintah masih bisa menahan harga BBM di Indonesia khusus Pertalite agar tidak mengalami kenaikan. Namun, Jokowi meminta semua pihak tidak merasa puas.
"Negara kita ini masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Negara lain, bensin itu sudah berada di angka Rp31 ribu, Jerman Singapura sudah Rp31 ribu, Thailand sudah Rp20 ribu, kita masih Rp7.650 karena apa? disubsidi oleh APBN," kata Jokowi disambut tepuk tangan.
Mendadak, Jokowi memberhentikan euforia tersebut. Semua pihak diminta untuk waspada akan adanya kenaikan. "Jangan tepuk tangan dulu ini. Kita masih kuat dan kita berdoa supaya masih kuat memberi subsidi, kalau sudah tidak kuat mau bagaimana lagi, ya kan?," katanya.
Harga BBM Pertalite dan Solar Tak Akan Naik!
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) memastikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite dan Solar bersubsidi tidak akan mengalami penyesuaian kenaikan harga. Sekalipun harga minyak mentah dunia yang menjadi dasar penentu harga produk BBM mengalami kenaikan yang signifikan.
"Tidak ada, sampai hari ini kami tidak pernah membahas tentang itu (kenaikan). Oleh karena itu kemarin yang dilakukan pemerintah adalah tambahan anggaran," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, Rabu (6/7/2022).
Di samping itu, ia juga menjelaskan kebijakan untuk menaikkan harga kedua BBM jenis tersebut juga merupakan ranah dari Pemerintah. Sehingga Pertamina tidak mempunyai wewenang dalam menetapkan harga jual Pertalite maupun Solar.
"Itu bukan kewenangan kami. Pembahasan ini juga belum dilakukan. Kita kan sebagai pelaksana ini kan gak serta merta (menaikkan)," ujarnya.
Nicke pun berharap agar Komisi VI DPR RI dapat membantu untuk memberikan sosialisasi ke publik. Sehingga tidak menimbulkan informasi yang membuat gaduh di masyarakat.
Untuk diketahui, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga jual BBM jenis Pertalite pada tahun ini karena mempertimbangkan daya beli masyarakat dan menjaga inflasi. Padahal keekonomian harga BBM jenis tersebut sudah tembus di angka Rp 17.200 per liter.
Menurut Nicke harga jual Pertalite hingga kini masih berada di angka Rp 7.650 per liter sementara harga keekonomian BBM tersebut telah Rp 17.500 per liter. Sehingga untuk setiap liter yang dikonsumsi masyarakat, pemerintah menggelontorkan subsidi sebesar Rp 9.550 per liter.
"Pertalite kita masih jual di harga Rp 7.650 per liter sedangkan harga pasar dengan harga minyak saat ini adalah Rp 17.200 per liter. Setiap liter Pertalite yang dibeli masyarakat pemerintah subsidi Rp 9.550 per liter nya," kata dia.
Begitu juga dengan harga keekonomian BBM jenis Solar, menurut Nicke harga keekonomian Solar saat ini telah tembus di angka Rp 18.150 per liter. Sementara Pertamina sendiri masih menjualnya dengan harga Rp 5.150 per liter.
"Untuk Solar selisihnya Rp 13 ribu per liter. Dengan harga minyak saat ini harganya Rp 18.150 per liter jadi setiap satu liter pemerintah membayar subsidi Rp 13 ribu per liter," kata dia.
Sopir Angkot Diminta Tak Harus Pakai MyPertamina Saat Beli BBM Bersubsidi
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Sukabumi meminta agar sopir angkot tidak diharuskan menggunakan aplikasi MyPertamina dalam membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite ataupun Solar.
Hal itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Organda Kabupaten Sukabumi Dede Abdul Latif. Dirinya diketahui sudah meminta kepada pihak PT Pertamina untuk memberikan pengecualian kepada sopir angkot dalam aturan beli Pertalite pakai MyPertamina.
"Meskipun untuk Kabupaten Sukabumi masih belum tahun kapan akan diberlakukannya pembelian BBM bersubsidi melalui aplikasi MyPertamina, tetapi sopir angkot maupun angkutan umum (non-daring) lainnya resah, karena mayoritas dari mereka tidak memiliki smartphone atau handphone android," kata dia, dikutip dari Antara.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, harus diakui dari ribuan sopir angkot di Kabupaten Sukabumi kebanyakan masih gagap teknologi. Selain itu, dirinya menyebut bahwa jarang dari mereka memiliki ponsel android.
Kini Organda Sukabumi meminta pengecualian untuk para sopir angkot di wilayah tersebut agar tidak ada yang terbebani untuk membeli ponsel android. Apalagi, kata dia, pendapatan mereka masih terbilang cukup minim.
"Mayoritas dari sopir angkot belum terbiasa bertransaksi secara online apalagi harus melakukan scan barcode. Kami pun mengkhawatirkan akan terjadi antrean panjang angkot di SPBU," ujar dia menambahkan.
0 Response to " Waspadalah! Jokowi Mengingatkan Masyarakat akan Kenaikan Harga BBM"
Posting Komentar