Siap-Siap! Jokowi akan Datang ke Sumatra Utara
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Pangkalan Udara Soewondo, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa, untuk melanjutkan kunjungan kerja usai menuntaskan agendanya di Jawa Tengah.
Edy Rahmayadi, melalui unggahan di akun resmi Instagram @edy_rahmayadi menjelaskan Presiden Jokowi akan menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-29 pada 7 Juli 2022 di Sumatera Utara.
“Sumatera Utara mendapatkan kehormatan sebagai Tuan Rumah Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-29 yang insyaallah akan dihadiri langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan tema 'Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting'. Peringatan Harganas 2022 mengingatkan kita betapa pentingnya bagi keluarga Indonesia untuk bersama-sama melawan stunting (kekerdilan),” tulis Edy Rahmayadi.
Hari Keluarga Nasional, Momentum Membangun Kesadaran akan Stunting
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali mengingatkan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mencegah stunting.
Stunting alias anak lahir pendek berpotensi menghambat tumbuh kembangnya. Penelitian menyebut anak yang lahir stunting tidak hanya memiliki tubuh lebih pendek tapi juga lingkar kepala yang lebih kecil.
"Maka dari itu, dalam momentum Harganas (Hari Keluarga Nasional) ini, kami berharap dapat menjadi momen yang tepat untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia melalui berbagai rangkaian sinergitas program yang juga berjalan bersama Tentang Anak," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam pernyataan pers.
Saat ini, menurutnya, BKKBN menyadari terdapat banyak upaya yang bisa dilakukan untuk membangun keluarga yagn berkualitas guna mencapai generasi muda Indonesia yang unggul dan maju, di antaranya dengan perencanaan keluarga yang matang oleh orangtua atau calon orangtua sejak sedini mungkin.
Indikator untuk membangun generasi muda Indonesia yang unggul dan maju bisa di mulai dengan penekanan angka stunting yang targetnya pada tahun 2024 nanti, angka prevalensi stunting harus di bawah 14 persen.
Organisasi kesehatan dunia WHO merekomendasikan agar jarak satu anak dengan anak setelahnya adalah minimal 2 tahun 9 bulan. Untuk mencapai jarak minimal tersebut, masyarakat dapat merencanakan kehamilan dengan menggunakan berbagai upaya pencegahan dan penjarangan kehamilan khususnya penggunaan kontrasepsi.
Stunting, Efek dari Kurangnya Konsumsi Ikan
Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%.
Penyebab stunting sendiri ialah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Padahal, asupan gizi ini sangat krusial perannya dalam perkembangan balita sekaligus sang ibu. Kurangnya asupan gizi ini terjadi karena pemberian pola makan yang tidak baik dari sang ibu. Sang ibu kurang teredukasi mengenai masa emas anak yang harusnya dijaga dengan baik.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah kemampuan tenaga kesehatan dalam mendeteksi kondisi stunting sejak dini, kebersihan air dan lingkungan, pola pengasuhan anak, tempat persalinan dan genetik. Selain itu masyarakat belum menyadari bahwa anak pendek merupakan suatu masalah, karena anak pendek di masyarakat terlihat sebagai anak-anak dengan aktivitas yang normal, tidak seperti anak kurus yang harus segera ditanggulangi.
Ditambah lagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang tentu saja dapat meningkatkan angka kemiskinan yang selanjutnya akan berdampak pada asupan gizi anak. Lantas apa yang dapat dilakukan guna memberantas masalah stunting ini.
Konsumsi Ikan Sekarang!
Muhadjir Effendy mendorong orang tua untuk membiasakan anak-anak mengkonsumsi makanan bergizi seperti ikan laut untuk mencegah stunting.
“Mendorong (orang tua) membiasakan anak-anak untuk makan ikan. Baik cakalang, teri, kakap, tuna. Yang penting makan ikan laut. Karena itu mengandung asam folat yang tinggi. Asam folat itu sangat penting untuk pertumbuhan otak,” ujar Muhadjir dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (3/7/2022).
Muhadjir dalam kesempatan menengok balita rentan stunting di Desa Guluk-guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur kemarin mendapati si anak lebih suka makan makanan ringan kemasan. Hal itu katanya tidak baik untuk dikonsumsi jangka panjang karena tidak bergizi dan banyak bahan kimia.
“Orang tua anak ini sudah saya sarankan jangan membiasakan anaknya makan snack olahan yang dibungkus bagus-bagus sebetulnya kemasannya isinya tidak bagus. Karena di situ mengandung zat kimia yang tidak bagus untuk anak,” jelasnya.
0 Response to " Siap-Siap! Jokowi akan Datang ke Sumatra Utara"
Posting Komentar