Jokowi meminta agar kasus positif Covid-19 untuk tidak naik kembali. Karena Jokowi menegaskan hal tersebut sangat berdampak pada pemulihan ekonomi Indonesia.
"Tetap harus waspada jangan sampai naik lagi, karena kalau Covid bisa kita kendalikan, pemulihan ekonomi ini lebih mudah," ujar Jokowi dalam sambutan pada acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Tahun 2022 yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan, hingga saat ini Indonesia telah menghadapi pandemi Covid-19 hampir dua setengah tahun dan hingga saat ini pandemi tersebut belum selesai.
Meski begitu, Jokowi mensyukuri bahwa hingga saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tidak setinggi dengan negara-negara lain dan hal tersebut harus terus dipertahankan.
"Negara-negara lain masih tinggi Covidnya, kita alhamdulillah meski masih berada pada posisi yang rendah ini lah tugas kita semuanya untuk mengendalikan," tegasnya.
Jokowi Menghimbau Masyarakat Mawas Covid-19
Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi lonjakan Covid-19 seperti yang terjadi di banyak negara. Hal ini disampaikan Budi Gunadi Sadikin usai rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/7/2022).
Jokowi juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang disiplin mematuhi protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi booster.
Jokowi berpesan supaya masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan serta mempercepat vaksinasi booster supaya mendapat antibodi tinggi. Bila hal itu tercapai, maka kegiatan ekonomi maupun masyarakat dapat berjalan dengan baik.
"Lebih baik waspada tapi menjaga momentum kegiatan ekonomi daripada kita terburu-buru dan terlampau cepat akibatnya akan mengurangi confidence dari masyarakat untuk beraktivitas kembali dan nanti akan memperlambat juga laju ekonomi kita," kata Budi.
Booster itu Penting, Tekankan Pendekatan pada Masyarakat secara Sosial
Jokowi meminta menteri-menteri terkait agar melakukan pendekatan sosial yang inovatif sehingga masyarakat mau melakukan vaksinasi dosis ketiga (booster).
"Orang Indonesia perlu pendekatan-pendekatan sosial yang inovatif, jadi arahan beliau coba dicari pendekatan-pendekatan sosial inovatif agar masyarakat Indonesia semangat untuk 'booster'," kata Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Budi Gunadi menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers seusai menghadiri rapat terbatas dengan agenda evalusi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Presiden juga sadar orang Indonesia ada cara-cara khusus untuk terpacu mau 'booster'. Sama seperti dulu, orang divaksin susah sekali, tapi begitu masuk mal harus divaksinasi, orang tua mau semua, kenapa? Karena orang tua ternyata senang anter anaknya ke mal," ungkap Budi.
Budi Sadikin mengaku bahwa jumlah masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi "booster" masih sedikit di Indonesia.
"Itu di mana-mana terjadi, tidak di Indonesia saja, orang 'underestimate' atau karena merasa sudah divaksin 2 kali dia merasa lebih kuat. Perlu diketahui datanya setelah 6 bulan terjadi penurunan, jadi jauh lebih baik, jauh lebih siap, jauh lebih waspada kalau kita segera melakukan vaksinasi 'booster' 6 bulan setelah vaksinasi dosis kedua diberikan," ungkap Budi.
Vaksinasi "booster", menurut Budi, akan memberikan perlindungan lebih kepada masyarakat.
"Disuntik itu apa sih? Saya sih lebih baik disuntik dari pada dicolok hidungnya saat PCR, dan disuntik ini kan buat 6 bulan sekali, saya rasa kita melakukan ini untuk kehati-hatian dan sangat bermanfaat," tambah Budi.
Budi pun menegaskan belum ada perubahan kebijakan pemerintah terkait protokol kesehatan. Aturan terakhir seperti yang diumumkan sendiri oleh Presiden Jokowi pada 17 Mei 2022 menyampaikan adanya pelonggaran kebijakan pemakaian masker di area terbuka dengan mempertimbangkan pandemi COVID-19 yang dinilai terkendali.
"Belum ada perubahan kebijakan mengenai masker, dari terakhir yang disampaikan pemerintah, di luar diizinkan untuk tidak mengenakan masker sedangkan di dalam ruangan diimbau memakai masker. Untuk keadaan khusus di luar, misalnya kerumunan padat sekali, atau banyak yang batuk atau diri kita sendiri merasa tidak sehat sebaiknya tetap menggunakan masker, jadi tidak ada perubahan mengenai masker," tegas Budi.
Sebelumnya Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Jumat (1/7) di Mataram, Nusa Tenggara Barat mengatakan ada kemungkinan pemerintah memerintahkan penggunaan masker di area terbuka dengan mempertimbangkan kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia.
"Protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya, (saat) ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi kelonggaran itu kita tarik dulu sampai nanti situsinya memungkinkan baru kita buka lagi," kata Ma'ruf Amin di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.
0 Response to "Indonesia Harus Siaga akan Covid-19, Pesan Jokowi"
Posting Komentar