Kunjungan Jokowi ke Ukraina Rusia di Tengah Konflik
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan kunjungan ini dilakukan Jokowi untuk menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap isu kemanusiaan dan dorongan untuk perdamaian antar kedua negara.
Diketahui konflik keduanya telah membawa sejumlah masalah bagi dunia, mulai dari krisis energi hingga kelangkaan pangan yang menggerek inflasi dan menyebabkan sejumlah negara di jurang resesi.
"Meski situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai Presiden G20 dan salah satu anggota Champion Group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi. Tidak memilih untuk diam," tegas Retno menyebut kunjungan itu.
Indonesia mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan akibat perang, yang dampaknya dirasakan oleh semua negara, terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah," kata Retno lagi di kesempatan yang sama.
Tak hanya dari Kemenlu, Jokowi juga telah mengeluarkan pernyataannya mengenai serangan Rusia ke Ukraina. Dalam akun Twitter resminya, Jokowi meminta Vladimir Putin untuk segera menghentikan perang.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," kata Jokowi. "Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi."
Harapan Ukraina terhadap Indonesia
Pemerintah Ukraina menyebut masih mengharapkan dukungan Indonesia yang lebih besar dalam menekan Rusia untuk menghentikan serangannya di negara itu. Hal ini dijelaskan langsung oleh Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Jumat (25/2/2022).
Dalam konferensi pers, ia mengatakan Ukraina sangat mengapresiasi penyataan Kemenlu RI dan Pemerintah Indonesia terkait serangan Rusia ke wilayahnya. Ia menyebutkan juga bahwa pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Kemenlu.
"Kami sangat senang bahwa Indonesia sudah bersuara terkait agresi Rusia ini. Hal ini dicerminkan dalam 5 poin yang dirilis oleh Kemenlu RI," terangnya kepada CNBC Indonesia.
Meski begitu, pihaknya masih mengharapkan tekanan yang lebih kuat dari Jakarta. Ia meminta agar Indonesia secara tegas ikut mengecam serangan yang dilakukan Rusia ke beberapa kota di wilayahnya.
"Kami mengharapkan Indonesia mampu bersuara lantang dan percaya diri untuk mengecam dan juga menekan Rusia agar segera menghentikan aksinya."
Sejauh ini sendiri Indonesia melalui Kemenlu telah mengeluarkan pernyataan khusus terkait serbuan Rusia ke Ukraina ini. Dalam rilis lima poin, Kemenlu mengatakan bahwa serangan ini akan mengganggu perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia.
"Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi."
Jokowi dan Putin di Mata Media Asing
Rencana pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang tidak hanya disorot oleh media dalam negeri. Ini juga menarik "mata" beberapa media asing.
The Diplomat, South China Morning Post (SCMP), Thailand Bangkok Post, hingga media Malaysia New Straits Times juga mengangkat isu tersebut. The Diplomat bahkan memuat judul langsung 'Presiden Indonesia Jokowi Akan Kunjungi Rusia'.
"Presiden Indonesia Joko Widodo bakal berkunjung ke Rusia pekan depan untuk meyakinkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar memfasilitasi ekspor gandum Ukraina yang dibutuhkan," demikian laporan dari media tersebut.
"Presiden Indonesia bakal mengumumkan kunjungan ini setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin (20/6/2022)," lanjutnya.
Sementara SCMP turut memberitakan rencana pertemuan Jokowi-Putin dengan judul 'Indonesia Joko Widodo Bakal Bertemu Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni: Laporan Rusia'. Pertemuan diyakini terkait dengan G20 Bali.
"Pertemuan tersebut mungkin berhubungan dengan Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) Grup 20 yang akan disambut oleh Presiden Indonesia, yang populer dikenal sebagai Jokowi, di pulau Bali pada November," tulis media Hong Kong itu.
Indonesia, kata sumber itu, adalah mitra penting Rusia yang telah mempertahankan hubungan politik dan ekonomi yang intensif. Apalagi, Indonesia tetap mengundang Rusia untuk hadir dalam KTT G20 Bali.
Indonesia mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan akibat perang, yang dampaknya dirasakan oleh semua negara, terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah," kata Retno lagi di kesempatan yang sama.
0 Response to "Kunjungan Jokowi ke Ukraina Rusia di Tengah Konflik"
Posting Komentar